Pengaruh Tauhid Dalam Kehidupan Manusia

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Al Quran dari awal sampai akhir berisi tentang tauhid, sebagaimana perkataan Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam (Tahdzib Madarijus Salikin, hal. 597) :

كُلَّ آيَةٍ فِي القُرْآنِ فَهِي مُتَضَمِّنَةٌ لِلتَّوْحِيدِ شَاهِدَةٌ بِهِ دَاعِيَةٌ إِلَيْهِ، فَإِنَّ القُرْآنَ : إِمَّا خَبَرٌ عَنِ اللهِ وَأسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَفْعَالِهِ فَهُوَ التَّوْحِيدُ العِلْمِيّ الخَبَرِيُّ، وَإِمَّا دَعْوَةٌ إِلَى عِبَادَتِهِ وَحدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَخَلْعِ كُلِّ مَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِهِ فَهُوَ التَّوْحِيدُ الإِرَادِيُّ الطَّلَبِيُّ، وَإِمَّا أَمْرٌ وَنَهْيٌ وَإِلْزَامٌ بِطَاعَتِهِ فِي نَهْيِهِ وَأَمْرِهِ فَهِي حُقوقُ التَّوْحِيدِ وَمُكَمِّلَاتِهِ، وَإِمَّا خَبَرٌ عَنْ كَرَامَةِ اللهِ لِأَهْلَ تَوْحِيدِهِ وَطَاعَتِهِ وَمَا فَعَلَ بِهِمْ فِي الدُّنْيَا وَمَا يُكْرِمُهُمْ بِهِ فِي الآخِرَةِ فَهُوَ جَزَاءُ تَوْحِيدِهِ، وَإِمَّا خَبَرٌ عَنْ أهْلِ الشِّرْكِ وَمَا فَعَلَ بِهِمْ فِي الدُّنْيَا مِنَ النَّكَالِ وَمَا يَحُلُّ بِهِمْ فِي العُقْبَى مِنَ العَذَابِ فَهُوَ خَبَرٌ عَمَّنْ خَرَجَ عَنْ حُكْمِ التَّوْحِيدِ، فَالقُرْآنُ كُلُّهُ فِي التَّوْحِيدِ وَحُقوقِهِ وَجَزَائِهِ وَفِي شَأْنِ الشِّرْكِ وَأهْلِهِ وَجَزَائِهِمْ

“Semua ayat dalam Al Quran mengandung inti tauhid, menjadi saksi bagi tauhid, dan menyerukan kepada tauhid. Karena sesungguhnya Al Quran menkhabarkan :

1. Tentang Allah, nama-nama dan sifatNya, serta perbuatan-perbuatanNya, maka ini adalah yang disebut dengan tauhid Al ‘Ilmi Al Khabari.
2. Tentang seruan untuk beribadah hanya kepada Allah dan tidak ada sekutu bagiNya, serta meninggalkan seluruh sesembahan selain Allah, maka ini disebut tauhid Al Iradi At Thalabi.
3. Tentang perintah dan larangan, serta keharusan untuk senantiasa mentaatiNya dalam perintah dan larangan. Maka ini adalah hak-hak tauhid dan penyempurna tauhid.
4. Tentang berita pemuliaan Allah kepada ahli tauhid dan ahli tha’ah, bahwa Allah bersikap lembut kepada mereka di dunia dan memuliakan mereka di akhirat sebagai balasan atas tauhid mereka.
5. Tentang berita orang-orang musyrik, hukuman dan bencana bagi mereka di dunia dan adzab yang akan mereka rasakan di akhirat, bagi orang-orang yang keluar dari hukum tauhid.

Maka Al Quran seluruhnya berisi tentang tauhid, hak-haknya, balasannya dan juga tentang kesyirikan, orang-orang musyrik dan balasan untuk mereka”.

Maka inilah diantara faedah dan pengaruh tauhid bagi kehidupan manusia yang disebutkan Al Quran :

1.    Tauhid menjadikan hati manusia senantiasa bergantung hanya kepada Allah dan merealisasikan ibadah kepadaNya, serta menjadikan merendah dan tunduk kepada Allah semata.

Sebagaimana firman Allah :

أَوَمَنْ كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَاهُ وَجَعَلْنَا لَهُ نُورًا يَمْشِي بِهِ فِي النَّاسِ كَمَنْ مَثَلُهُ فِي الظُّلُمَاتِ لَيْسَ بِخَارِجٍ مِنْهَا  كَذَٰلِكَ زُيِّنَ لِلْكَافِرِينَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

“Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah Kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan”. (Qs. Al An’am : 122)

2. Tauhid adalah satu-satunya jalan yang mengantarkan seseorang beribadah dengan benar sebagaimana yang diinginkan Allah. Karena semakin besar tauhid seseorang dalam hatinya dan memenuhi hatinya dengan kecintaan dan takut kepada Allah niscaya semakin dekat kepada Allah dan semakin jauh dari kemaksiatan. Sebaliknya semakin lemah tauhidnya maka semakin dekat kepada maksiat dan jauh dari ketaatan. 

3. Tauhid menjadikan seseorang masuk dalam wilayah Allah, sehingga Allah akan menjaga dan memeliharanya diatas iman dan agamaNya.

Sebagaimana firman Allah :

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ۝ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati . (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa”. (Qs. Yunus : 62 – 63)

4. Tauhid mengantarkan seseorang kepada hidayah Allah.

Sebagaimana firman Allah :

وَإِنْ تُطِيعُوهُ تَهْتَدُوا

“Dan jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk”. (Qs. An Nur : 54)

Dan firmanNya :

وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ  وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

“Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”. (Qs. At Tagabun : 11)

5. Tauhid menjadikan dada lapang, fikiran dan hati juga tenang.

Sebagaimana firman Allah :

أَفَمَنْ شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٍ مِنْ رَبِّهِ فَوَيْلٌ لِلْقَاسِيَةِ قُلُوبُهُمْ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ أُولَٰئِكَ فِي ضَلَالٍ مُبِينٍ 

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata”. (Qs. Az Zumar : 22)

Juga firmanNya :

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ  أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tenteram”. (Qs. Ar Ra’du : 28)

6. Tauhid mengeluarkan manusia dari gelapnya kekufuran, kesyirikan dan kemunafiqan menuju cahaya tauhid, iman dan hidayah.

Sebagaimana firman Allah :

قَدْ جَاءَكُمْ مِنَ اللَّهِ نُورٌ وَكِتَابٌ مُبِينٌ ۝ يَهْدِي بِهِ اللَّهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيهِمْ إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

“Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaanNya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”. (Qs. Al Maidah : 15 – 16)

7. Tauhid menambah keimanan dalam hati dan menjadikan seseorang benci kepada kekufuran, kefasiqan dan maksiat.

Sebagaimana firman Allah :

وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ  أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ ۝ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَنِعْمَةً  وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ 

“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus. sebagai karunia dan nikmat dari Allah. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (Qs. Al Hujurat : 7 – 8)

8. Tauhid mensucikan hati dan membersihkannya dari berbagai keraguan dan penyakit-penyakit hati.

Sebagaimana firman Allah :

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. (Qs. Thaha : 124)

Juga firmanNya :

كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ  إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ

“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang mengikhlaskan dalam beribadah”. (Qs. Yusuf : 24)

9. Tauhid sebagai perisai dan benteng bagi seorang hamba dari kesesatan dan kebinasaan.

Sebagaimana firman Allah :

وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقٍ

“Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh”. (Qs. Al Hajj : 31)

10. Tauhid menjadi benteng bagi seorang hamba dari celaan, kehinaan dan keterlantaran.

Sebagaimana firman Allah :

لَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتَقْعُدَ مَذْمُومًا مَخْذُولًا

“Janganlah kamu adakan sesembahan yang lain di samping Allah, agar kamu tidak menjadi tercela dan tidak ditinggalkan (Allah)”. (Qs. Al Isra’ : 22)

Juga firmanNya :

وَلَا تَجْعَلْ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ فَتُلْقَىٰ فِي جَهَنَّمَ مَلُومًا مَدْحُورًا

“Dan janganlah kamu mengadakan sesembahan yang lain di samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari rahmat Allah)”. (Qs. Al Isra’ : 39)

11. Tauhid menghapuskan kesalahan dan dosa, sebagaimana syirik menghancurkan kebaikan-kebaikan.

Sebagaimana firman Allah :

وَلَقَدْ أُوحِيَ إِلَيْكَ وَإِلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكَ لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ۝ بَلِ اللَّهَ فَاعْبُدْ وَكُنْ مِنَ الشَّاكِرِينَ

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”. (Qs. Az Zumar : 65 – 66)

12. Tauhid menjadikan manusia peka bahwa kehidupan ini memiliki arti dan makna yang penting, bukan kehidupan sia-sia tanpa tujuan.

Sebagaimana firmanNya :

قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا  وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ۝ قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Katakanlah : Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Rabbku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik. Katakanlah : sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam”. (Qs. Al An’am : 161 – 163) 

13. Tauhid menjadikan seorang hamba tenang dan istiqamah tanpa ragu diantara banyaknya sesembahan – sesembahan yang bathil.

Sebagaimana firmanNya :

ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلًا فِيهِ شُرَكَاءُ مُتَشَاكِسُونَ وَرَجُلًا سَلَمًا لِرَجُلٍ هَلْ يَسْتَوِيَانِ مَثَلًا  الْحَمْدُ لِلَّهِ  بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui”. (Qs. Az Zumar : 29).

Semoga bermanfaat dan menjadi sebab bagi kita semua untuk lebih kuat dalam belajar dan memegang tauhid,.

WallAhu A’lam.

Bahan Bacaan :

1. Tahdzibu Madariji As Salikin, Imam Ibnul Qayyim. -Abu Amru Imad Zaki Al Barudi-, Cet. Pertama 1421 H, Maktabah At Taufiqiyyah Cairo – Egypt.
2. Kitab At Tauhid, jilid 2/100-102 -diktat Al Mutawassithah-, cet. 1435/1436 H, Wizarah At Tarbiyyah wa At Ta’lim KSA.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *