Pelajaran Penting dari Bulan Sya’ban

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Alhamdulillah, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Amma ba’du..

Pada hari-hari ini kita masuk pada musim-musim kebaikan, kesempatan  yang banyak dilalaikan oleh manusia yaitu bulan sya’ban. Maka ada beberapa poin penting yang perlu kita perhatikan dan kita ambil pelajaran terkait dengan bulan yang mulia ini. kita berharap mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaat dengan bulan.

Pelajaran pertama. Berpuasa di bulan Sya’ban.

Sebagaimana yang diriwayatkan Aisyah radhiyallahu anha, Beliau berkata :

مَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلَّا رَمَضَانَ، وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِي شَعْبَانَ

“Aku tidak pernah melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyempurnakan puasa selama sebulan penuh kecuali puasa ramadhan, dan aku tidak pernah melihat Beliau paling banyak melaksanakan puasa (sunnah) kecuali di bulan sya’ban”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Berkata Al Hafid Ibnu Hajar rahimahullah : “Nabi shallallahu alaihi wasallam berpuasa di mayoritas (hari-hari) bulan sya’ban”.

Kemudian dalam hadits yang lain dari Usamah bin Zaid radiyaAllahu anhu beliau bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang rahasia puasa di bulan sya’ban :

يَا رَسُولَ اللَّهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ شَهْرًا مِنْ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانَ؟ قَالَ : ذَلِكَ شَهْرٌ يَغْفُلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الْأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ فَأُحِبُّ أَنْ يُرْفَعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ

“Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, aku tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan sebagaimana engkau berpuasa di bulan Sya’ban? Beliau bersabda: Itulah bulan yang manusia lalai darinya, di antara bulan rajab dan ramadhan, yaitu bulan yang disana amalan diangkat kepada Rabb semesta alam, aku senang amalanku diangkat ketika aku sedang berpuasa”. (HR. Nasa’i dan dishahihkan Syaikh Al Albani).

Orang yang memperhatikan keadaan kebanyakan manusia hari ini niscaya mendapati mereka melalaikan bulan yang mulia ini, bahkan mereka menjadikan kesempatan bulan ini untuk pergi bersafar dan berwisata, atau mereka menghabiskan hari-hari dari bulan ini untuk berbelanja di mall, supermarket atau yang lainnya.

Dalam hadits tersebut merupakan petunjuk agar kita memperhatikan/menjaga waktu yang banyak dilalaikan dan disia-siakan oleh manusia, juga hendaknya kita memakmurkan waktu tersebut untuk ketaatan dan dzikrullah. Seperti anjuran dalam hadits-hadits lain tentang keutamaan beribadah di zaman fitnah dan senantiasa berdzikir kepada Allah.

Pelajaran kedua. Bulan Sya’ban sebagai muqaddimah (pembukaan) untuk menghadapi bulan Ramadhan yang barakah.

Pada bulan ini adalah kesempatan bagi setiap muslim untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan ramadhan, sehingga ia mulai membiasakan amalan-amalan kebaikan seperti puasa, shadaqah, membaca Al Quran, dzikrullah Azza Wa Jalla, qiyamul lail, berbakti kepada kedua orang tua, silaturahim, menjaga lisan dan hati tidak menyakiti saudaranya, dan amalan-amalan shaleh lainnya. Sehingga kita memiliki persiapan diri dan hati yang lapang dalam melakukan amalan-amalan kebajikan di bulan ramadhan nanti.

Ini tentu berbeda jika seseorang tiba-tiba langsung beramal kebajikan yang sangat banyak di bulan ramadhan tanpa ada persiapan, karena bisa menjadikan seseorang tidak istiqamah, bahkan bisa jadi bulan ramadhan berlalu tanpa beramal sedikitpun. Maka ini termasuk hikmah bagi orang-orang yang berakal untuk melatih dirinya dalam beramal shaleh, dan termasuk dari rahmat Allah Ta’ala disyariatkannya bermacam-macam amalan wajib dan amalan sunnah -sebelum dan sesudah  amalan wajib-, untuk persiapan sebelum melaksanakan amalan wajib, juga sebagai penutup kekurangan dan ketidak sempurnaan amalan wajib.

Al Hafizh Ibnu Rajab rahimahullah berkata : “Puasa sya’ban lebih baik daripada puasa-puasa di bulan haram, dan sebaik-baik amalan sunnah yaitu amalan yang mendekati ramadhan -sebelum atau sesudahnya-,maka puasa-puasa sunnah tersebut adalah seperti shalat-shalat sunnah rawatib bagi shalat wajib”.

Pelajaran ketiga. Hendaknya setiap muslim membiasakan keluarganya, anak-anaknya dan seluruh kerabatnya untuk menggunakan kesempatan bulan ini bulan sya’ban sebagai kesempatan mendekatkan diri kepada Allah.

Juga menganjurkan mereka untuk berpuasa sesuai dengan kemampuannya, membuat jadwal untuk membaca Al Quran, muraja’ah hafalan, menghafal dzikir-dzikir dan doa pagi petang, serta doa-doa lainnya seperti doa masuk rumah, doa keluar rumah. dan membiasakan lisannya untuk basah karena berdzikir kepada Allah dan tidak bosan untuk senantiasa bertasbih, bertahmid, bertahlil dan bertakbir. sehingga ketika nanti masuk bulan ramadhan mereka benar-benar dapat memanfaatkan bulan ramadhan dari hari pertama sampai hari terakhir dengan maksimal.

Pelajaran keempat. Perlu diperhatikan bagi yang memiliki kewajiban puasa ramadhan tahun lalu -hutang puasa-, maka harus segera mengqadha’nya sebelum masuk ramadhan yang akan datang.

Tidak boleh diakhirkan sampai datang ramadhan yang lain kecuali ada udzur syar’i. Maka hendaknya seorang muslim bersemangat untuk mengqadha’ hutang puasanya, begitu juga para wanita. Karena banyak orang yang bermudah-mudahan dalam masalah ini, sehingga dia meninggalkan kewajiban qadha’ puasa bertahun-tahun.

Aisyah radhiyaAllahu anha berkata :

كَانَ يَكُونُ عَلَيَّ الصَّوْمُ مِنْ رَمَضَانَ فَمَا أَسْتَطِيعُ أَنْ أَقْضِيَهُ إِلَّا فِي شَعْبَانَ

“Aku masih punya hutang puasa ramadhan. Tetapi aku belum membayarnya sampai tiba bulan sya’ban, barulah aku bayar”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Pelajaran kelima. Barangsiapa yang menjadi imam masjid maka aku nasehat kan untuk menjaga amanah sebagai imam.

Agar memiliki niat dan semangat untuk mendirikan shalat tarawih, karena ini merupakan kebaikan yang besar baginya. Dan ini juga sebab paling besar untuk menjaga dan menguatkan hafalannya dengan muraja’ah (mengulang-ulang) hafalan, maka hendaknya ia menyiapkan dirinya mulai dari sekarang untuk muraja’ah hafalan Al Quran dan memperbanyak untuk membacanya.

Sebagaimana dahulu para salaf shaleh banyak mengatakan : “Bulan sya’ban sebagai -Syahrul Qurra’- (bulan bagi para pembaca dan penghafal Al Quran). Karena jika sudah masuk bulan sya’ban mereka menutup toko-tokonya, seraya berkata : ini adalah ‘Syahrul Quran’. kemudian mereka segera menyibukkan diri dengan Al Quran”.

Aku memohon kepada Allah dengan nama-namaNya yang indah dan sifat-sifatNya yang mulia semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semuanya untuk perkara yang dicintai dan diridhaiNya. Dan semoga Allah memudahkan kita semua untuk melaksanakan kebaikan-kebaikan sesuai dengan yang diridhaiNya, serta mudah-mudahan Allah memberkahi umur kita, menghantarkan kita hingga sampai bulan ramadhan dalam keadaan sehat dan afiyah, dan semoga Allah menghantarkan ramadhan kepada kita, dan mudah-mudahan Allah menerima semua amalan kita di bulan ramadhan.

Semoga shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga, para shahabat, para thabi’in dan seluruh yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.

Ditulis oleh[1] :

Prof. DR. Husain bin Naffa’ Al Jabiri حفظه الله تعالى

[1] Guru kami Syaikh Prof. DR. Husain bin Naffa’ Al Jabiri hafidzahullah adalah dosen di Universitas Islam Madinah, Alhamdulillah beliau sering berkunjung ke Indonesia dan memberikan daurah-daurah ilmiyyah. Solo/Kamis 27 Rajab 1442 H/11 Maret 2021 M. (El Qibty)

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *