Kenapa Kita Harus Belajar Tauhid

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

1. Karena Allah menciptakan kita agar mentauhidkanNya.

Sebagaimana firman Allah :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali supaya beribadah kepadaku”. (Qs. Ad Dzariyat : 56).

Hakekat ibadah adalah mentauhidkan Allah, maka kita harus belajar tauhid agar bisa beribadah dengan sebenarnya.

2. Karena yang berhak masuk surga hanya orang yang mentauhidkan Allah.

Sebagaimana firman Allah :

إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ 

“Sesungguhnya orang yang berbuat syirik (mempersekutukan sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seorang penolongpun”. (Qs. Al Maidah : 72)

Sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ 

“Siapa yang meninggal sedangkan ia tidak berbuat syirik kepada Allah dengan suatu apapun niscaya ia paati masuk surga, dan siapa yang meninggal sedangkan ia berbuat syirik kepada Allah niscaya ia masuk neraka”. (HR. Bukhari no. 1238 dan Muslim no. 93).

3. Karena tauhid sebab penghapusan dosa.

Sebagaimana firman Allah dalam hadits Qudsi :

يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي، يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً 

“Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit kemudian engkau meminta ampun kepadaKu niscaya Aku akan mengampunimu, dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi kemudian engkau menjumpaiKu dengan tidak berbuat syirik sedikitpun kepadaKu, niscaya Aku akan datang kepadamu dengan ampunan sepenuh bumi”.(HR. Tirmidzi no. 3540, -shahih-).

4. Sebab tuma’ninah (ketenangan) di dunia dan akhirat.

Sebagaimana firman Allah :

الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُم بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kedzaliman (syirik), mereka itulah yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Qs. Al An’am : 82)

5. Pondasi amalan adalah tauhid, karena Allah tidak akan menerima amalan kecuali dibangun diatas tauhid.

Sebagaimana firman Allah :

فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya”. (Qs. Al Kahfi : 110)

6. Tauhid sebab hidayah dan keamanan di dunia dan akhirat.

Sebagaimana firman Allah :

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَىٰ لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا ۚ يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا ۚ وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang shaleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhaiNya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahKu dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik”. (Qs. An Nur : 55).

7. Tauhid kewajiban yang paling wajib.

Sebagaimana firman Allah :

وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا

“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada kedua irang tua”. (Qs. Al Isra’ : 23)

8. Tauhid hak Allah yang paling agung, yang harus ditunaikan oleh hamba-hambaNya.

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada Muadz bin Jabal :

يَا مُعَاذُ تَدْرِي مَا حَقُّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ؟ وَمَا حَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ؟ قَالَ قُلْتُ : اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ، قَالَ : فَإِنَّ حَقَّ اللَّهِ عَلَى الْعِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا يُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا؛ وَحَقُّ الْعِبَادِ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ لَا يُعَذِّبَ مَنْ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا

“Wahai Muadz apakah kamu mengetahui apa hak Allah atas hamba dan hak hamba atas Allah? Muadz berkata : Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui. Beliau bersabda : Sesungguhnya hak Allah atas hamba adalah kalian hanya beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun, dan hak hamba adalah Allah tidak akan mensiksa siapa yang tidak berbuat syirik kepadaNya dengan suatu apapun”. (HR. Bukhari no. 2856 dan Muslim no. 30)

9. Karena tauhid adalah dakwah para rasul.

Sebagaimana firman Allah :

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat untuk menyerukan : beribadahlah kepada Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”. (Qs. An Nahl : 36)

10. Tauhid sebab meraih syafaat Nabi shallallahu alaihi wasallam.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ: قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَنْ أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِكَ يَوْمَ القِيَامَةِ؟ فَقَالَ: لَقَدْ ظَنَنْتُ، يَا أَبَا هُرَيْرَةَ، أَنْ لَا يَسْأَلَنِي عَنْ هَذَا الحَدِيثِ أَحَدٌ أَوَّلُ مِنْكَ، لِمَا رَأَيْتُ مِنْ حِرْصِكَ عَلَى الحَدِيثِ، أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ قَالَ: لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، خَالِصًا مِنْ قِبَلِ نَفْسِهِ

Abu Hurairah bahwa dia bertanya : Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berbahagia dengan syafa’atmu pada hari kiamat? Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menjawab : Aku telah menduga wahai Abu Hurairah, bahwa tidak ada orang yang mendahuluimu dalam menanyakan masalah ini, karena aku lihat betapa semangat dirimu terhadap hadits. Orang yang paling berbahagia dengan syafa’atku pada hari kiamat adalah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas dari hatinya”. (HR. Bukhari no. 6570).

Wallahu A’lam.

Bahan Bacaan :

1. Syarah Al Ushul At Tsalatsah, Syaikh Haitsam Sarhan, hal. 2.
2. Min Ma’aliki At Tauhid, Syaikh DR. Abdurrazzaq Al Abbad. hal. 5-16,.
3. Kitab At Tauhid, diktat Al Mutawassithah, hal. 16-22? cet. 1435/1436 H, Wizarah At Tarbiyyah wa At Ta’lim KSA.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *