Keutamaan Sholat

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Setiap perintah Allah pasti ada keutamaan dan hikmahnya, baik yang kita tau atau tidak. Maka wajib bagi setiap muslim untuk meyakini hal itu. Diantara perintah Allah yang paling agung adalah shalat, dan kita yakin pasti shalat ini memiliki keutamaan yang sangat banyak bagi seorang muslim.

Maka diantara keutamaan shalat yang harus kita ketahui adalah :

1. Shalat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar

Sebagaimana firman Allah Ta’ala :

وَأَقِمِ الصَّلاةَ إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْـمُنكَرِ

“Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar“. (Qs. Al Ankabut : 45).

2. Shalat merupakan amalan yang paling mulia

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ : أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الأَعْمَالِ أَفْضَلُ؟ قَالَ : الصَّلاَةُ لِوَقْتِهَا، وَبِرُّ الوَالِدَيْنِ، ثُمَّ الجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

Dari Ibnu Mas’ud radiyaAllahu anhu, bahwa seseorang bertanya kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam, amalan apakah yang paling mulia ? beliau menjawab : shalat pada waktunya, berbakti kepada kedua orangtua dan berjihad di jalan Allah”. (HR. Bukhari no. 7534 dan Muslim no. 85). 

3. Shalat dapat mengapuskan dosa-dosa dan kesalahan

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

أَرَأَيْتُمْ لَوْ أَنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ ؟ قَالُوا : لَا يَبْقَى مِنْ دَرَنِهِ شَيْءٌ، قَالَ : فَذَلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الْخَمْسِ، يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الْخَطَايَا

“Taukah kalian jika ada sungai di depan pintu rumah kalian, kemudian kalian mandi di sungai tersebut  sebanyak lima kali dalam sehari, apakah masih tersisa kotoran (di badan kalian) ? para shahabat menjawab : tidak akan tersisa sedikitpun, maka Nabi bersabda : yang demikian itu seperti shalat lima waktu, Allah akan menghapuskan kesalahan (dosa-dosa) dengan sebab shalat”. (HR. Muslim no. 667).

4. Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang shalat

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ، فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً، إِلَّا رَفَعَكَ اللهُ بِهَا دَرَجَةً، وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً

“Hendaklah kalian memperbanyak sujud kepada Allah (shalat), karena sesungguhnya tidaklah engkau sujud kepada Allah sekali sujud kecuali pasti Allah akan mengangkat engkau satu derajat dan menghapus darimu satu kesalahan”. (HR. Muslim no. 488).

5. Shalat akan menjadi cahaya bagi yang melaksanakannya di dunia dan akhirat

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

الطُّهُورُ شَطْرُ الْإِيمَانِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَأُ الْمِيزَانَ، وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ تَمْلَآَنِ – أَوْ تَمْلَأُ – مَا بَيْنَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَالصَّلَاةُ نُورٌ، وَالصَّدَقَةُ بُرْهَانٌ وَالصَّبْرُ ضِيَاءٌ، وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Bersuci itu sebagian dari iman, Alhamdulilllah itu memenuhi timbangan, ‘Subhaanallah wal hamdulillah’ pahalanya memenuhi ruang antara langit dan bumi. Shalat adalah cahaya, sadaqah adalah bukti keimanan, sabar adalah sinar dan Al Qur’an adalah hujjah (dalil) bagimu atau hujjah atasmu (menjadi bumerang bagimu)”. (HR. Muslim no. 223).

6. Malaikat mendoakan orang-orang yang shalat

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

وَالمَلاَئِكَةُ تُصَلِّي عَلَى أَحَدِكُمْ مَا دَامَ فِي مُصَلَّاهُ الَّذِي يُصَلِّي فِيهِ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُ مَا لَمْ يُحْدِثْ فِيهِ، مَا لَمْ يُؤْذِ فِيهِ، وَقَالَ : أَحَدُكُمْ فِي صَلاَةٍ مَا كَانَتِ الصَّلاَةُ تَحْبِسُهُ

“Dan Malaikat akan mendo’akan salah seorang dari kalian selama dia masih di tempat shalatnya yang dia jadikannya sebagai tempat shalat, Malaikat berdoa : Ya Allah, berilah shalawat untuknya. Ya Allah, rahmatilah dia, selama dia belum berhadats dan tidak menyakiti orang lain di sana”. (HR. Bukhari no. 2119).

7. Hakikat shalat adalah taubah dan ampunan

Semua shalat yang dikerjakan seorang muslim hakikatnya adalah taubat dan ampunan, baik itu shalat wajib atau sunnah. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam :

الصَّلَوَاتُ الْخَمْسُ، وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ، وَرَمَضَانُ إِلَى رَمَضَانَ، مُكَفِّرَاتٌ مَا بَيْنَهُنَّ إِذَا اجْتَنَبَ الْكَبَائِرَ

“Shalat lima waktu dan shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya adalah penghapus untuk dosa antara keduanya apabila dia menjauhi dosa besar”. (HR. Muslim no. 233).

Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam (Jami’ Al Masaail 6/274-275) :

“Istigfar dapat menghapuskan dosa dan menghilangakan adzab, sebagaimana firman Allah : 

وَمَا كَانَ اللَّهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

“Dan tidaklah Allah akan mengazab mereka, sedang mereka meminta ampun”. (Al Anfal : 33)

Dan Nabi shallallahu alaihi wasallam senantiasa meminta ampun kepada Allah diawal shalatnya, dalam doa istiftah sebagaimana hadits shahih dari Abu Hurairah dan Ali bin Abi Thalib yaitu setelah takbiratul ihram, kemudian beliau meminta ampun setelah tahmid (i’tidal) ketika mengangkat kepalanya dari ruku’, meminta ampun dalam doa tasyahud sebagaimana dalam hadits Ali bin Abi Thalib dan lainnya, dalam ruku’ dan sujud beliau juga meminta ampun kepada Allah, sebagaimana dalam hadits shahih dari Aisyah diriwayatkan Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah. Juga diriwaytkan Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam berdoa dalam sujudnya : 

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ، دِقَّهُ وَجِلَّهُ، وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ، وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosaku semuanya, yang kecil maupun yang besar, yang awal maupun yang akhir, dan yang terang-terangan maupun yang sembunyi-sembunyi”.

Mudah-mudahan kita mendapatkan keutamaan-keutamaan dalam shalat dan diberi istiqamah untuk senantiasa menjaga shalat.

WaAllahu A’lam

Bahan Bacaan :

1. Shahih fiqhu as sunnah, Syaikhi Abu Malik Kamal Salim Al Mishri, cet. Pertama, Al Maktabah At Taufiqiyah, Cairo-Mesir.
2. Limadza Ushalli ?, Abdurrauf Al Hanawy, cet. Ketiga 1426 H, KSA.
3. As Shalah fi Dhau’i Al Kitab wa As Sunnah, Syaikh DR. Sa’id bin Ali Wahf Al Qahthani, cet. 2003, Markaz Ad Da’wah wa Al Isyad, Riyadh-KSA.
4. Ta’dzim As Shalah, Syaikh DR. Abdurrazzaq Al Badr, cet. pertama 1434 H, Al Jazair.

Facebook
Twitter
LinkedIn
Pinterest
Pocket
WhatsApp

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *